Butet Bukan Guru Biasa




Rumondang Sianturi, S.Pd. Dilahirkan di Kota Sidikalang, salah satu daerah yang dingin dan sejuk  di  Kabupaten  Dairi  Provinsi Sumut, tepatnya tanggal 31 Oktober 1973. Anak ke 5 dari 8 bersaudara dari pasangan Bpk  H.Sianturi dan ibu  Tiur hutasoit, sejak kecil hingga lulus SMA dididik dan dibesarkan oleh ayahnya yang  tegas,penyayang dan sabar hati,dan ibunya yang disiplin serta rendah hati.  Mondang atau Butet panggilan kecilnya tumbuh di tengah keluarga yang sangat menjungjung tinggi nilai kekeluargaan dan budaya suku Batak.

Lulus dari SD N 2 Sidikalang tahun 1986,lalu SMP N 3 lulus tahun 1989, melanjutkan studi di SMA N 1 Sidikalang .Sejak  kecil  Butet tergolong anak yang ramah, sangat mudah bergaul dan penuh keakraban. Butet juga selalu aktif di organisasi sekolah, Dia juga anak yang berprestasi, beberapa kali sang ayah harus memenuhi panggilan guru untuk hadir disekolah karena Butet menjadi Juara kelas. Masa remajanya selalu diisi dengan mengikuti kegiatan organisasi remaja dan pemuda gereja bahkan menjadi guru sekolah minggu. Hal ini mengantarkan Butet tumbuh menjadi pribadi yang sangat sayang dan dekat dengan dunia anak - anak, Butet juga  selalu menjaga sopan santun dan hormat kepada semua orang.

Namun nasib berkata lain, karena keterbatasan ekonomi  dan pada saat itu  masih memiliki tiga orang adik yang membutuhkan biaya sekolah ,tetapi hal ini tidak menyurutkan tekadnya untuk tetap maju. Sehingga tahun 1992 lulus dari bangku SMA Butet hijrah ke kota Pahlawan Surabaya, untuk mengadu nasib. Butet pun harus tinggal bersama Pakde nya ( Bapak tua, sebutan dalam kekerabatan suku Batak).





Tahun 1993 Butet pun melanjutkan sekolah di Institut Pembangunan Surabaya. Dan tahun 1994 akhirnya bekerja untuk pertama sekali menjadi  asisten guru Taman Kanak-kanak, bermodalkan pengalaman selama menjadi guru sekolah minggu. Kecintaannya dalam dunia anak membuatnya mudah beradaptasi dengan anak- anak dan betah bekerja di Taman Kanak-kanak.

Pada tahun 1994, Ia dipersunting seorang pria bernama S Damanik yang bekerja sebagai wiraswasta, keluarganya dikarunia dua orang  putra yang bernama Eko Rinaldo Damanik dan Aditya Damanik yang lahir di kota Surabaya dan  saat ini kedua putranya sudah menjadi mahasiswa di Universitas Negeri dan Swasta.
Setelah berumah tangga, mereka tingga di Kota Sidoarjo tepatnya di Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera. Hidup dalam kesederhanaan pernah di jalaninya bersama keluarga kecilnya,walau demikian Butet selalu mengucap syukur dan penuh semangat menjalani kehidupan.


Perjalanan hidup tidak pernah ada yang  tahu, seperti syair lagu “Tersembunyi ujung jalan hampir atau masih jauh, ku dibimbing tangan Tuhan ke Negeri yang tak ku tahu” semua sudah di atur oleh yang  Maha Kuasa. Peristiwa lumpur Lapindo  telah menjadi  penyebab tenggelamnya tempat tinggal Butet sehingga  pada tahun 2005 terpaksa meninggalkan lingkungan dan kenangan selama di kota Sidoarjo untuk pindah ke Kota Tangerang yang sebelumnya tidak pernah dia bayangkan.

Setelah tinggal di Tangerang, di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga ,untuk tetap melanjutkan keinginan hati dan cita-cita sebagai guru, Butet mencoba mencari pekerjaan yang lebih baik ,apalagi saat itu suaminya mengalami kecelakaan yang parah sehingga mengakibatkan umtuk beberapa saat tidak bisa bekerja karena harus menjalani  pengobatan dan perawatan . Pada  tahun 2007 dia pun diterima menjadi guru Taman Kanak-kanak Tiara Veritas School dan Bimbingan belajar Smart Create Course yang berada di Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. Aktifitas  menjadi guru Taman Kanak –Kanak dan mengajar anak anak Sd kelas 1 sd kelas 4 membuat dirinya termotivasi dan semakin semangat untuk tetap belajar.
Saat masuk di sekolah Tiara Veritas,ternyata sekolah tersebut belum memiliki Ijin Operasional Dinas.
Kondisi ini sangat mengganggu pemikiran dan hati Butet, sehingga dia memberanikan diri bicara kepada Yasasan agar segera mengurus ijin operasional  lembaga tersebut, serta aktif ikut di organisasi IGTKI. Karena Butet merasa melalui kepemilikan Ijin Operasional maka akan mendapatkan banyak informasi penting seputar dunia pendidikan.

Tahun 2010 dia pun diangkat menjadi kepala Sekolah, kesempatan ini lah yang membuat Butet  untuk  tetap semangat  belajar. Berkat dukungan suami dan keluarganya sehingga kembali kuliah mengambil  jurusan  pendidikan Anak Usia Dini  dan lulus tahun 2013 , dia juga
segera mengurus ijin sekolah dan merapikan  administrasi sekolah yang sebelumnya masih kurang lengkap. Berkat kegigihan dan kerjasama Team guru yang baik sehingga tepat pada bulan November tahun 2010 lembaga TK yang dipimpinnya resmi memiliki ijin operasional dari dinas pendidikan Kabupaten Tangerang.
Satu langkah awal yang semakin mendorong  untuk tetap belajar dan melakukan hal hal yang baik.bahkan jika sudah pulang sekolah ia pun bekerja sebagai guru privat dari rumah yang satu ke rumah yang lain, tanpa mengenal lelah .
Keaktifannya dalam mengikuti kegiatan Dinas dan seringnya mengikuti seminar atau training diberbagai kegiatan membawanya mengikuti Lomba Guru Berprestasi yang diadakan oleh Dinas Pendidikan pada Tahun 2013, dalam segala keterbatasan  Butet berusaha  mengikuti lomba tersebut. Hasilnya dimana ia keluar menjadi juara 1 lomba Guru TK Berprestasi  Tingkat kecamatan Kelapa dua dan Juara 1 Lomba Guru TK  berprestasi  se Kabupaten Tangerang. Hal ini membawa nama harum di tengah-tengah guru yang ada disekitar nya, namun bukan lah untuk kesombongan bahkan ini mendorong semakin tertantang untung berkarya.
Di tahun selanjutnya,setelah menyandang gelar Sarjana Butet mengikuti kegiatan PLPG untuk memperoleh Sertifikasi Guru dan lulus menjadi guru berSertifikasi pada tahun 2014.

Karena Sekolah hanya masuk 5 hari kerja, maka hari sabtu dan minggu Butet mencari kegiatan lain di luar Dunia Pendidikan. Berkat bantuan seorang teman Butet menjadi Marketing Freelance di Perusahaan Properti yang menjual Apartement dan Rumah bersubsidi. Tak jarang berangkat pagi pulang malam harus dijalaninya. Namun hal tersebut tidak membuatnya lupa akan tanggung jawab sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya serta menjadi penanggung jawab di sekolah yang dia pimpin. 
Selain kegiatan yang Butet geluti, dia juga memiliki gemaran membuat puisi dan tulisan sederhana walaupun awalnya hanya sekedar selingan untuk mencurahkan isi hati. Tulisanyapun dibaca oleh seorang teman yang akhinya mengajak Butet berkecimpung di dunia ‘Menulis’.
Untuk meningkatkan kompetensi diri di dunia Menulis, Butet mengikuti kegiatan SAGUSABU ( Satu Guru Satu Buku ) Banten. 
Setelah mengikuti kegiatan tersebut, Butet memberanikan diri mencoba menulis opini di sebuah Tabloid Pendidikan Nasional ( TAPEN ).
Beberapa kali juga tulisannya dimuat di Tabloid ini. Judul yang pernah  di terbitkan adalah:
·         Guru harus memiliki Etos Kerja
·         Workshop kurikulum PAUD kecamatan kelapa dua
·         Pembinaan pengurus IGTKI PGRI Kabupaten Tangerang, serta beberapa tulisan lainnya.
 Di Koran Suara Pembaharuan pernah juga tulisan Butet di terbitkan, yang berjudul
 Pola Asuh Orang Tua dan Guru meningkatkan kompetensi anak.

Butet juga terus menambah ilmu dan menggali kompetensi diri dengan mengikuti paket pelatihan pendidikan “Metode Pembelajaran Berbasis Sentra” selama enam bulan di Creative Institute. Butet merasa Metode Sentra ini sangat menginspirasi dirinya untuk mengangkatnya menjadikannya sebuah tulisan berupa buku panduan untuk guru dan orang tua yang memiliki anak usia dini.
Akhirnya berkat bantuan Media Guru, buku perdana Butet yang berjudul “Metode Pembelajaran Berbasis Sentra” terbit  dan memiliki ISBN. Beberapa buku antologi bersama guru penulis yang sudah terbit yaitu :
* Guru Mulia Karena Karya
* Indonesia is We
* Dari Film Pendek hingga Pandai Sikek
* Jalan Terang Guru Pemenang
* Doa Terbaik untuk Ibu
* Bersama Merajut Pelangi

Pengalaman dan pengetahuan yang di milikinya, membuat Butet mampu dan di minta beberapa Lembaga Pendidikan untuk menjadi menjadi Juri dalam sebuah Lomba Paduan Suara, Menari dan Fashion Show.

Sifat familiar yang dimilikinya membuat Butet memiliki banyak relasi di berbagai bidang, salah satunya dia mengenal seorang Penggiat Pendidikan dan Fasilitator yaitu Bapak Drs. Edi Kusmaya, M.Pd yang pada saat ini sebagai salah satu pengurus Forum Taman Bacaan Kabupaten Tangerang yang banyak memberikan dukungan, motivasi dan inpirasi bagi Butet dan mengundang Butet menjadi salah satu anggota di Program 4B ( Buat Buku Bareng, Bisa! ) Sekarang komunitas itu berkembang menjadi PELITA (Penggerak Literasi Tangerang).dia pun dipercaya sebagai bendahara.

Sebagai bentuk kepeduliannya dalam meningkatkan kompetensi Guru yang ada di daerah sekitarnya, Butet bekerja sama dengan Universitas Pelita Harapan dan Devisi Service Learning UPH mengadakan kegiatan Seminar Bagi Para Pendidik. Kegiatan y
ang sudah terlaksana diantaranya, Pelatihan Komputer, Bahasa Inggris, Public Speaking , Cara Mempromosikan Sekolah , Peengelolaan kelas ,  English for kids  dan lain lain .Kerjasama kegiatan ini masih berlanjut sampai sekarang.

Rasa kepeduliannya kepada anak-anak dan kerinduan hatinya untuk bisa melayani menginspirasinya untuk membuka Taman Penitipan Anak. Pada tahun 2016  Butet berhasil mendirikan Taman penitipan anak Sweety Day Care di perum Karawaci dan pada tahun 2018 Butet melebarkan sayapnya sehingga dapat membuka Taman Penitipan Anak Shineturi DayCare di Binong Karawaci. Tahun 2019 membuka sekolah TK  bersubsidi di Daerah Cikande Serang .

Ora et Labora, Bekerja sambil Berdoa itulah yang menjadi motto hidupnya dan Tetap tersenyum walau terluka. Butet ingin memberikan dan melakukan yang terbaik bagi banyak orang

Tangerang, Minggu, 19 April 2020.
Oleh: Rumondang Sianturi

Komentar

  1. Waw, luar biasa, hanya karena ketidak mampuan menjadi pemberi kemampuan bagi org lain, salut kk ku, teruslah berkarya buat kecerdasan anak bangsa,dan,,,,, tetap bersyukur tentunya, ,

    BalasHapus
  2. aku sbg guru paud,salut sama kak dng rasa kepedulian kepada anak2

    BalasHapus
  3. aku sbg guru paud,salut sama kak dng rasa kepedulian kepada anak2

    BalasHapus

Posting Komentar